Rabu, 04 Desember 2013

sejarah1

Damailah Bobotoh!

REP | 09 December 2012 | 09:18 Dibaca: 3020    Komentar: 0    0
We love you Persib !
We love You Persib !
Ada segelintir bobotoh Persib Bandung yang jumlahnya kian banyak, yang menamakan dirinya, Flower City Casuals, menonton di tribun utara Stadion  Siliwangi Bandung, kehadirannya senantiasa “menggelitik” hati bobotoh lainnya. Terutama yang hadir langsung di stadion Siliwangi mendukung Persib Bandung.
Kenapa ?
Pertama, kehadiran mereka berbeda dengan bobotoh lainnya, yang senantiasa memakai atribut pendukung “Maung  Bandung”, misalnya ; memakai syal biru, memakau t-shirt biru, tak jarang di tambah dengan memakai topi yang berwarna biru, plus bendera , tentu saja, berwarna biru dengan atribut nama Persib. Paling tidak, bobotoh biasanya, memakai baju atau t-shirt berwarna biru yang memiliki tulisan (di kausnya), yang memuja atau memberi motivasi tim kesayangan warga Jawa Barat.
Nah, biasanya, kelompok yang menamakan dirinya “Flower City casuals ,”  menafikan semua atribut itu. Mereka tidak memakai atribut pendukung Persib, biasanya memakai kemeja kotak-kotak, memakai topi, memakai jaket, dan memakai sepatu kets atau sport.
Kedua, dalam menyuarakan dukungannya, biasanya, memakai bahasa Inggris dan berteriak lantang. Tidak bernyanyi-nyanyi seperti suporter lainnya. Mereka  berteriak sambil beerdiri ;  We Love You Persib . We do !
Namun dalam hal kehebohan, mereka tak kalah garang dengan bobotoh lainnya, dengan meledakkan petasan, kembang api , juga bom aasap. Jika mereka sudah “meledakkan” semua “peralatannya” , biasanya, ketika  kick off pertandingan di mulai, menjelang akhir pertandingan, serta jika Persib Bandung  memasukkan gol ke sarang lawannya. Maka kabut asap yang berwarna-warni  menyelimuti tribun utara, dan tentu saja, sesekali ledakan petasan dari ukuran kecil hingga besar. Memekakan telinga, memerihkan mata, pokoknya heboh !

Namun pada saat bergulirnya  Inter Island Cup di Bandung, pada laga Persib Bandung melawan Gresik United, Sabtu (1/12-2012) terjadi hal yang tak diharapkan bobotoh. Terjadi keributan antar bobotoh, lantas beredar kabar, ada banyak bobotoh yang tergabung dalam kelompok bobotoh, Flower City Casuals, luka-luka. Katanya, bahkan, ada yang patah tulang. Yang mengerikan, ada yang diculik oleh kelompok bobotoh yang sudah punya nama.
Tentu saja, namanya kabar, boleh jadi kabar burung, kebenarannya tidak sahih. Namun sepertinya, kabar tak sedap itu sudah mengembara ke mana-mana.
“Saya lihat di depan saya,” kata anak saya, yang sering nonton di Tribun Utara, ” Si  J,  Ketua bobotoh C sambil mabuk mengacung-ngacungkan pisau.”
Makanya sekarang saya nonton di Tribun selatan, tambah anak saya.
Saya termanggu.

“Saya dengar ada kelompok bobotoh yang di culik oleh kelompok bobotoh lainnya,” kata bobotoh, sebut saja ia bernama Teddy.
Pertanyaan yang mengapung, mengapa sih saling gontok-gontokan, padahal sama-sama mendukung Persib Bandung. Kalau soal cara dalam mendukung, tentu hal yang boleh-boleh saja. Ada bobotoh yang tergabung dalam kelompk Viking, Bomber,  Flower City Casuals, atau yang lainnya.
Saya kira baik-baik saja. Bobotoh bisa memiliki beragam pilihan ketika untuk bergabung. Yang penting jangan bermusuhan. Jangan sampai terjadi seperti halnya suporter pendukung PSIS Semarang, antara Sneks dan Panser Biru yang senantiasa bermusuhan, bahkan sudah memakan korban jiwa.
Semoga bobotoh berdamai, toh slogan Vikung pun,  “kabeh dulur!”  Semua saudara !

sejarah

Apakah Itu Flower City Casual ?




Sebelum kita membahas apa itu FCC, ada baiknya untuk dulu apa itu Casuals Culture, tentu saja karena menggunakan bahasa inggris, Casuals Culture pertama kali berkembang di Inggris, tepatnya Liverpool akhir tahun 70-an dan awal 80-an, dimana konflik antar pendukung klub di Inggris tengah panas-panasnya, sehingga akses para pendukung sepakbola untuk memasuki bar dan melakukan perjalanan tandang semakin sulit akibat larangan dari otoritas setempat dan ancaman pendukung klub lawan. Sejak itu, produk sandang dari desainer terkemuka di Inggris seperti Burberry, Stone Island, CP Company, Sergio Tacchini, Fila, Trainers Adidas Originals, Ellesse, Scott & Lyle menjadi pilihan alternatif pengganti jersey dan merchandise klub yang dinilai terlalu berbahaya untuk dipakai, disamping itu infiltrasi ke kelompok saingan pun semakin mudah dilakukan.

Lalu bagaimana dengan kultur skinhead dan hooliganisme? Banyak orang yang mengidentikan casuals dengan kultur skinhead dan hooligan, kultur casuals memiliki keterkaitan dengan kultur skinhead, karena pada awal kemunculannya kultur ini kaum skinhead lah yang memilih berpakaian tanpa warna klub di stadion, mereka memilih menggunakan boots martens dan perry kebanggaan mereka di tribun namun pada saat itu otoritas disana mengidentikan skinhead dengan perusuh sepakbola. hingga ada penitipan paksa boots sebelum masuk ke tribun stadion, karena tahu sendiri akibatnya jika sol Martens mendarat di wajah. Sehingga penampilan sporty ala petenis kondang saat itu menjadi pilihan cerdas, casuals sendiri menyatukan banyak subkultur dalam kultur sepakbola. Berbagai genre musik dari post punk, oi!, new wave, hardcore hingga britpop identik dengan kultur Casuals.

Lalu apa hubungannya dengan hooliganisme? Hmmmà sebenarnya saya menghindari term hooligan dalam bahasan ini, karena hooligan adalah term yang diciptakan media untuk perilaku yang buruk dalam kultur pendukung sepakbola seperti perkelahian antar pendukung sepakbola, pengrusakan fasilitas umum, dll., beberapa Casuals memang mempraktikan hooliganisme dalam aktivitasnya, oleh karena itu saya sangat menghindari term hooligan di ranah ini.

Kultur Casuals masuk ke ranah budaya pop saat sineas tertarik untuk mengangkatnya pada layar lebar, sebt saja The Firm 1984, I.D, Cass, The Rise of Footsoldier, Green Street I & II, Football Factory, Awaydays dan The Firm 2009 dan beberapa judul lainnya. Diantara banyak film tersebut, menurut saya The Firm dan Awaydays lah yang paling mendekati kultur Casuals, dimana unsur
fesyen sebagai bagian dari kultur Casuals sangat ditonjolkan oleh sang pembuat film.

FCC as local casuals

Lalu apa itu FCC? FCC merupakan kependekan dari Flowers City Casuals, yang maknanya kurang lebih sebagai Casuals dari Kota Bandung, berawal dari kesukaan akan budaya inggris, hoby bergaya dengan brand eropa dan kecintaan pada Persib Bandung, sekitar tahun 2005 berdirilah FCC. Berbeda dengan klub penggemar Persib Bandung lainnya, FCC tidak memiliki struktur organisasi dan keanggotaan formal.

Dimanakah FCC bisa ditemui? Oya, kami selalu berada di sisi utara Stadion Siliwangi di setiap laga tandang, jangan berharap mendapatkan koreografi yang indah disini, apa lagi berharap bisa bernyanyi bersama chants ôUwa û Eweö atau ô******Bonek sama Sajaö, karena kami tidak seperti itu, kami berbeda dengan pendukung militan dari bagian timur pulau jawa tersebut, tak ada panglima, tak ada koreografi, mungkin hanya flare terbakar, chants dan caci-maki terhadap klub lawan yang akan didapatkan disini.

Diluar tribun, kami bisa ditemui pada waktu-waktu tertentu, seringkali pada siaran langsung laga tandang Persib Bandung ataupun bigmatch Premier League berlangsung, di kedai seputaran kota Bandung yang menjual bir dengan harga yang tidak terlalu mahal dan menyiarkan tayangan langsung sepakbola, selain PERSIB, obrolan tentang items casuals pun menjadi perbincangan seru diantara kami, info tentang lapak Trainers Adidas Originals ataupun secondhand jaket Sergio Tacchini, Fila, Slazenger menjadi tema penting. beberapa diantara kami adalah penganut taat paham Straight Edge, dan kami respek dengan itu semua.

Ada hal-hal yang sangat dibenci oleh FCC di tribun Stadion, memakai jersey atau merchandise klub yang tidak ada hubungannya dengan pertandingan saat itu, apalagi ditambah dengan tidak menggunakan alas kaki (karena kami menganggap setiap laga Persib adalah seremonial suci yang harus sangat dihargai, bayangkan saja kamu datang ke pesta perkawinan tanpa alas kaki) dan menyanyikan lagu persahabatan antara dua grup pendukung sepakbola dengan embel-embel ôSatu Hatiö WTF! Dan satu lagi, membawa gitar ukulele di tribun, Tai Suci! (maksudnya Holyshit) Apa lagi itu! siapapun bisa menjadi bagian FCC, tentunya mencintai Persib dan kultur Casuals. Bersikap Casuals dan mari bergabung bersama kami disini, di tribun utara!